Beyond analog and prep workshop

Sabtu, 2 November 2019

Cipta bekerja sama dengan fondaco mengadakan acara intra oral scanner dan preparasi untuk pelanggan dengan pembicara Alvin Tjiptarahardja, drg. Sp.Pros dan Onny Eryanto, drg.

Disana dibahas apa kelebihan dan kekurangan dalam intra oral scanner, dan juga apa saja yang perlu diperhatikan ketika kita melakukan intra oral scanner. Salah satunya faktor yang penting dalam melakukan scan intra oral adalah tissue management sama seperti kita melakukan cetak dengan konvensional.

Setelah presentasi dilakukan demo bagaimana melakukan smile design dan demo bagaimana lab melakukan wax up secara digital sehingga dokter bisa menerima model yang telah di print.

Siang harinya dilakukan demo preparasi dengan menggunakan Cipta bur set oleh Komet.

Apakah shade guide cocok sebagai alat penentuan warna gigi depan?

Salah satu alat penentuan warna yang kita miliki untuk berkomunikasi dengan laboratorium adalah shade guide, shade guide merupakan alat yang sudah digunakan di kedokteran gigi semenjak beberapa puluh tahun lalu. Namun sudah cukup banyak penelitian yang meneliti apakah shade guide akurat dalam menentukan warna gigi manusia.

Penelitian oleh S. Westland, W. Luo, R. Ellwood tentang “Colour Assesment in Dentistry” dikatakan bahwa ada beberapa kekurangan dari shade guide tidak memiliki warna yang cukup dan tidak terdistribusi secara tepat,, kedua shadeguide mempunyai ketidak konsistensian dalam produksi, dan juga ada kemampuan persepsi warna dari setiap dokter gigi berbeda beda.
gambar diatas adalah penelitian singkat dari salah satu grup elaboraid yang menunjukkan bahwa setiap shade guide yang dimiliki dokter gigi atau laboratorium belum tentu memiliki warna yang sama walaupun mempunyai kode yang sama yaitu A3. ada beberapa yang memiliki warna lebih gelap dan ada yang lebih terang juga.

Diatas adalah penelitian dari dokter gigi Alvin Tjiptarahardja, penelitian ini meneliti tentang bagaimana keakuratan dari shade guide classic dalam penentuan warna grup dari deuturomelayu atau orang umum di Indonesia. Dari penelitian itu diteliti dari 155 orang dan yang memiliki keakuratan dibawah delta E 2 hanyalah 8 %. Dapat disimpulkan bahwa apabila kita meniru warna gigi 1 gigi dan ingin membuat persis keberhasilan yang dapat terjadi adalah 8 %.

Oleh karena itu dianjurkan dalam penentuan warna kita harus menggunakan foto atau dapat menggunakan protokol elaboraid foto dengan menggunakan gray card.

Contoh pengambilan warna dengan menggunakan kamera dan flash yang sesuai.

Beyond Analog

Pada tanggal 2-3 November 2019, drg. Alvin dan drg. Onny akan sharing bagaimana digital dentistry membantu perawatan di praktek dan membantu komunikasi dengan dental laboratory. Dalam acara kali ini akan dibahas juga poin poin yang menjadi pertanyaaan dokter gigi seperti

  • Dibandingkan dengan cetakan konvensional, apa bedanya?
  • Seberapa berguna alat ini digunakan untuk praktek sehari hari
  • Cetakan digital apakah sudah cukup akurat untuk digunakan saat ini?
  • Indikasi apa saja yang bisa digunakan dengan menggunakan intra oral scanner ?
  • Apakah saat ini waktu yang tepat untuk melakukan investasi intra oral scanner ?
  • Preparasi apa yang harus diperhatikan ketika kita melakukan digital dentistry ?

Selain pembahasan itu juga akan dilakukan demo dan sharing bagaimana melakukan digital smile design dan digital mockup.

Apabila tertarik bagi member cipta dapat menghubungi nomer +62 877-8569-7799

Social Media Nowadays


Strategi Branding Sosial Media untuk Dokter Gigi bersama @jonathanend dan Demo Cetak Digital bersama drg. @alvintjipta.

Hari Minggu kemarin, cipta d.lab kembali mengadakan acara di showroom cipta d.lab Jakarta yang bertema

@jonathanend sedang membahas bahwa social media merupakan salah satu sarana agar orang dapat mengenal kita, dalam share di cipta kali ini banyak membahas apakah yang sebaiknya kita posting dalam account kita yang baik agar orang tahu tentang diri kita namun juga menjaga dalam etika kedokteran gigi juga.

Terkadang sebagai dokter gigi kita banyak mempunyai bayangan bahwa kita harus menunjukkan karya gigi kita di account instagram, tetapi apakah itu tepat untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan ? kenyataannya dilakukan survey bahwa orang awam kurang mengerti dari foto foto gigi tersebut, lebih dari 50 % merasa bahwa foto gigi kurang nyaman untuk dilihat. Jadi apa ya yang harus kita post di account kita ?

disesi kedua dokter @alvintjipta melakukan sharing intra oral scanner guna membantu perawatan kita sehari hari terhadap pasien.
Menurut dokter Alvin intra oral scanner dapat mempercepat waktu pengerjaan, mengurangi misskomunikasi dan info, mengurangi adjusment dalam mulut jg.

Acara-acara semacam ini merupakan salah satu benefit untuk member dari cipta d.lab.
Berminat untuk menjadi member dari cipta dan mendapatkan keuntungan informasi produk lainnya? Informasi lebih lengkap hubungi +62877 8569 7799 atau member@ciptadlab.com 😁

Dental Photography

Waktu pengambilan foto ketika kita melakukan pengambilan warna sangatlah penting. dalam foto yang terlihat di atas tampak gigi 21 nampak lebih gelap dan lebih memiliki chroma dibandingkan gigi asli pada 11, lab melakukan perbaikan dari warna dan efek.
Hasil pengukuran LAB dari gigi 11
Setelah ditambahkan efek dan pengurangan warna dari gigi 21 nampak ternyata ada perbedaan lagi dari gigi 11 dan 21. Hal ini disebabkan ketika kita melakukan pengambilan warna pada gigi 11 sebelumnya, gigi dicocokkan setelah mengalami dehidrasi. Gigi manusia sangat mudah mengalami dehidrasi dalam kurung waktu 4 menit gigi sudah mulai terjadi perubahan, seiring berjalannya waktu maka perubahan warna gigi semakin banyak.
Tampak perbedaan hasil LAB antara gigi yang telah dehidrasi dan sebelum dehidrasi , L berbeda 1 point a* berbeda 0.7 poin, dan b* berbeda 3 poin.

dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gigi yang telah terdehidrasi ada pengurangan di warna kuning dan peningkatan di value atau keterangan.

Dapat disimpulkan bahwa kita harus melakukan foto gigi pada saat perawatan ( sebelum adanya dehidrasi) akan dimulai bukan terakhir setelah selesai perawatan.

Anterior Mono Zirconia by drg. Onny

Kondisi gigi sebelum dilakukan preparasi, pasien mengeluh tentang estetika gigi anterior
Dilakukan digital mockup dan dilakukan print 3d model untuk mentransfer mockup di komputer kedalam mulut pasien
Setelah dilakukan trial mockup pada 4 gigi anterior
Pengambilan warna dengan menggunakan teknik elaboraid untuk mengopi warna gigi antagonis pada gigi bawah
Tampak gigi monolitik zirconia pada model.
Foto setelah pemasangan monolitik zirconia 4 gigi anterior.

kasus oleh drg. Onny Eryanto

Monolitic Zirconia

Zirconia merupakan bahan restorasi gigi yang sudah sering digunakan dari beberapa tahun lalu, seiring perkembangan dunia kedokteran gigi zirconia telah berkembang menjadi beberapa generasi. Secara general dapat dibagi menjadi 3Y, 4Y dan 5Y. Untuk monolitik zirconia biasa yang digunakan adalah Cubic Zirconia atau tetragonal Zirconia, keunggulan dari Cubic adalah translusensi dari material tersebut yang sudah menyerupai gigi, namun kelemahannya adalah kekuatannya yang berkurang dibandingkan zirconia sebelumnya.

Generasi terakhir dari zirconia adalah 4Y zirconia atau tetragonal zirconia, tetragonal zirconia memiliki keunggulan dibandingkan 3Y dan 5Y karena tetragonal memiliki keseimbangan kekuatan dan translusensi yang bagus sehingga banyak dapat digunakan untuk berbagai kasus dokter gigi sehari hari.
Cubic Zirconia dengan menggunakan Multi Layer block tanpa menggunakan layering porcelain.
Tampak Samping
Tampak Depan
Tampak Oklusal


Monolitic Zirconia dapat digunakan untuk kasus sehari hari karena sudah memiliki kekuatan dan estetika yang cukup. Yang perlu diperhatikan sebagai pemilihan bahan adalah kesehatan dari jaringan periodontal pada gigi tersebut, bila kesehatan periodontal kurang bagus maka lebih baik menggunakan bahan yang relatif lebih ringan seperti PEEK/ PEKK dengan lapisan komposit

4 veneer cases

Pengambilan Intra Oral scanner dengan menggunakan Trios untuk dilakukan mockup digital dan smile design.
Di lab dilakukan design untuk pembuatan gigi dan pembuatan temporary. Hasil Mockup di print dengan menggunakan 3dprinter.
Hasil mockup dengan menggunakan 3d Printer dijadikan sebagai guide preparasi agar kita mengambil preparasi sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, pada kasus kali ini preparasi dilakukan sangat minimal.
Finishing prep dengan menggunakan electric bur dan fine finishing bur, dengan menggunakan kombinasi tersebut dapat membuat batas margin lebih jelas karena lebih muda mengkontrol ketika preparasi.
Tampak hasil preparasi dari atas, setelah pemasangan gingival cord.
Tampak hasil veneer setelah dipasangkan , Veneer menggunakan bahan lithium disilicate.

Kasus dilakukan oleh drg. Alvin Tjiptarahardja, Sp.Pros dan drg. Onny Eryanto

Overlay Case by drg Ivan Hadiutomo

Gigi Premolar dilakukan preparasi untuk overlay dan dilakukan pengambilan Intra Oral Scanner dengan menggunakan Medit.
Lithium disilicate overlay dibuat dengan menggunakan CAD/CAM , kontrol model dicoba dengan menggunakan resin model printing
Dilakukan aplikasi Hydrofluoric Acid dan etsa pada restorasi untuk bonding
Foto restorasi sebelum dilakukan pemasangan
Pemasangan Overlay Lithium disilicate pada gigi dengan menggunakan rubber dam guna memastikan tidak adanya kontaminasi saliva ketika prosedur.

Kasus dikerjakan oleh drg. Ivan Hadiutomo